Sabtu, 07 Januari 2017

Pengalaman selama menggunakan Ford Laser GL 1989 eks Taksi



Hello oto lover... Setiap hari pasti ada cerita. Baik itu suka, maupun duka. Begitu juga selama memiliki Mobil Ford Laser dulu selama 9 tahun. Kalo boleh jujur sih, banyak susahnya yah..hehehe...tapi bisa juga nggak, tergantung dari sudut mana menilainya.

Nah berikut ini gue buat ringkasan ceritanya selama pake Ford Laser eks Taksi. Biar fair, gue juga coba berikan solusi atas apa yang gue alami pada saat itu. Sebelumnya maaf kalo postingan kali ini tanpa gambar...

1. Kaca supir nggak bisa dinaikin, pas banget saat hujan, masih ada celah, walhasil kena air ke dalem. Saat kenop diputar, ada suara seperti gerigi nyangkut. Hal yang sama dialamin juga pada jendela kiri belakang, tidak bisa di tutup, sehingga harus diganjel dengan potongan bambu, yang disesuaikan panjangnya untuk langkah daruratnya.

Solusinya : Bongkar doortrim, lihat perangkat regulator kacanya. Pada Ford Laser, menggunakan kawat sling. Pernah diakali dengan cara mengganti sling kawatnya saja, tapi ribet, dan harus merangkai ulang. Emang sih, yang ngerjain tukang pintu, bisa bertahan lumayan juga, walau sempat berulang. Solusinya saat itu, sama Alm Ayah dibelikan regulator baru di Pasar Mobil Kemayoran, dan minta tolog dipasangin disana. Nggak ori, tapi bentuk sama dengan aslinya. Plug and play.


2. Mesin brebet, sesaat sebelumnya isi bensin di spbu yang tidak recommended (karena terpaksa, sudah tiris).

Solusinya : Cek Filter bensin di ruang mesin, bersihkan dengan cara kocok kocok dan tuang bensinnya. Pastikan isi di filter sudah bening tidak ada kotoran lagi. Dan ganti juga filter bensinnya.

 
3. Pulang dari kuliah, mesin tidak mau stater. Hanya ada suara “cetek cetek” saja. Cek klakson, lampu sen hidup, menandakan kondisi aki masih OK. Lalu manggil temen Coba di dorong, mobil hidup lagi tanpa masalah.

Solusi : Dilakukan penggantian switch dinamo stater. Waktu itu beli switchnya di PMK lagi, pasang di tukang dinamo langganan dekat rumah. Tidak lupa juga oleh tukang dinamo ditambahkan relay stater. Sayangnya untuk teknis pasangnya, gue enggak terlalu paham...

 
4. Membran bensin mati, pas pulang dr bengkel, krn waktu di cek gpp, alhasil si montir dtg nolongin gue di jalan, n dibawain rotak carry...

Review selama menggunakan rotak carry, hampir tidak ada masalah. Hanya montir langganan gue bilang, jangan dibawa ngebut dulu... setelah dapat parts membrannya, baru deh dilepas tuh rotak. Untuk detail pemasangannya, maap gue juga nggak terlalu perhatiin....tapi yang gue tahu pake rotax dari carry 1000. Nah, kalo untuk Membran bensin bawaan mesin yang dipake saat itu merk KYOSAN Japan.

 
5. Mogok di pantura, krn koil panas, n stlh di cek koil bukan ori utk mobil ini (waktu awal pake). Gue agak lupa merknya saat itu, tapi kata montir itu koil untuk mesin Kijang series 5K. Yang ori Ford waktu itu, menggunakan merk HANSIN. Solusi pada waktu itu adalah dengan “mengompres” koil terlebih dulu, menggunakan kain yang diberi air.

 
6. Tabung knalpot palingg belakang (yg besar) las-lasan di pipanya lepas, sewaktu di daerah purworejo... alhasil cari bengkel knalpot untuk ngelas dulu... untung masih pagi jam 9 an, coba klo malem...

Solusi : sering sering cek kolong mobil, agar nggak kejadian lagi.

 
7. Mau kongkow di senayan (saat itu tahun 1998-2003), mobil brebet lagi, kirain saringan bensin, ternyata kabel busi bocor...

Solusi : ganti kabel busi. Bisa satuan sesuai mana yang bermasalah saja. Kalo mau enak yaa satu set, hehe...

 
8. Temperatur overheat, pas di cek fan mesin mati total...terpaksa ganti motor utuh, dari dinamo, bilah kipas, dan rumahnya sekalian. Karena belakangan diketahui, elektrik fannya sudah rubahan, yang kita tidak tahu menggunakan merk dan type apa yang terpasang saat itu.

Solusinya waktu itu mengganti fan set yang dibeli di toko langganan di Pasar Mobil Kemayoran. Dinamo, bilah kipas, dan rumahnya. Kalo sekarang, beberapa rekan di Ford Laser Community (FLOCK), ada yang bisa menggunakan dinamo milik avanza xenia versi awal (vvti awal, 2006-2010). Jika dikerjakan sendiri, pastikan jangan terbalik dalam menyambungkan switchnya ya, pastikan arah anginnya meniup ke mesin.

 
9. selang radiator bawah pernah bocor, pas perjalanan pulang dr yogya ke jkt. tp bocornya cuman setitik posisi dkt klep pengunci. akhirnya diakalin dgn cara menggeser klep pengunci ke titik bocor td...alhamdulilhah..lancar sampe jkt, tiap berhenti cek reservoir terus...

Solusinya : sampe jakarta, beli selang radiator bawah, dan ganti sekalian selang radiator atas.

 
10. klo ini keteledoran gue... lama nggak inspeksi mobil...laher roda depan kiri pecah di km 47 cikampek arah jkt...akhirnya di derek ke jatiwaringin ke bengkel langganan....

Gejala awal saat laher mau pecah pada saat itu, ada bunyi ‘srek..srek..srek..” suara seperti logam bergesek, dan makin kencang jika mobil dipacu. Sempa hilang kadang suaranya, namun akhirnya ada seperti suara “krak”. Dan ketika mobil berhenti, sudah tidak bisa berputar roda depannya.

Solusi : Bongkar roda depan, laher roda depan kiri terlihat sudah ambrol...jika diganti, pastikan kondisi seal dalamnya juga diganti, karena dulu gue lihat sealnya juga sudah getas. Note : pekerjaan ini termasuk pekerjaan berat, karena buka lahernya harus pake mesin press biar laher nggak peyang saat dipasang nanti.


11. Laher roda belakang paling sering kena. Gejalanya sama, suara dengung dan gemuruh jika dipacu kecepatan 50-70 km. Selama 9 tahun pakai, gue ganti parts ini sampai 2 kali.


12. Adanya suara gluduk gluduk kalo lewat jalan keriting.
Solusinya : ganti karet karet bosh arm besar kecil, karet stabil (yang bulat) di ujung pemegang stabilizer depan, lalu karet roti stabilizer
Lakukan hal yang sama di kaki kaki belakang.


13. Setir bergerak kiri kanan jika lewat patahan jalan aspal tidak rata. Saat itu kondisi tie rod dan long tie rod masih bagus.

Solusinya : ganti karet groumet pemegang rack steer.


14. Saat di rem, ada bunyi “duk” cukup keras, dan body mobil berasa tersentak.

Solusinya : di FL gue dulu, kendalanya adalah pada engine mounting kanan (dari sisi supir) jebol, sehingga saat mengerem, kondisi mesin bergerak maju (walah serem ya...)


15. AC kadang cuman angin saja.

Solusinya : jika kadang hanya angin dan masih ada hembusan ac, pastikan tombol a/c sudah posisi on (biasanya ditandai dengan lampu led titiknya menyakla merah. Bukan tombol fan a/c loh ya, beda..). Tombol ini ada di sebelah lighter.


16. Proses perpindahan persneling jauh, terutama dari 1 ke 2, dan kadang agak oblak tongkat transmisinya.

Solusinya : ganti bosh transmisi yang ada di balik dek (harus ngolong).


17. Gejala jarum speedo meter bergerak tidak stabil dalam memberikan informasi kecepatan kendaraan.

Solusinya : kabel speedometer mulai lemah atau hampir putus. Solusinya ganti kabel speedo. Selama punya, ge dah ganti ini 2 kali.


18. Gejala gluduk gluduk terasa di lingkar kemudi saat jalan jelek. Kondisi tie rod, ball joint, bosh arm baru.

Solusinya : ganti cross joint setir di bawah dashboard. Waktu itu gue coba cari baru udah nggak ada yang jual. Cari copotan juga nggak ada. Hasilnya? Copot batang joint stir bawah, buka joint stirnya di bengkel bubut, dan cari persamaan joint stir tersebut. Sayangnya gue juga udah nggak inget pake mobil apa yang sama, tapi gue ingetnya pake cross joint merk GMB bungkus coklat waktu itu. Disamakan bentuk sama, ya udah, pasang lagi ke tukang bubut, dan naik lagi ke batang setir. Dicoba, hasilnya memuaskan, udah nggak gluduk gluduk setirnya. Cari spare partsnya di toko spare parts umum, yg jual berbagai merk (karena harus di cek sama dengan mobil apa), dan proses bongkar pasang dilakuin sama bengkel per / kaki kaki.


19. Wiper tidak berhenti pada tempatnya, dan kecepatan sudah sama saja, tidak ada fungsi intermitten.

Solusi : ganti dinamo wiper baru, dan cek link wiper. Pekerjaan agak ribet, disarankan dengan bengkel saja.


20. Air washer tidak keluar.

Solusi : cek selang, bocor tidak? Tertekuk atau tidak? Jika okey, cek dinamo washernya. Waktu itu gue sih cukup ganti dinamonya, beres deh.


21. Lampu Utama tidak terang.

Solusi : cek grounding massa dulu. Kalo semua oke berikut kabel, waktu itu gue nambahin relay lampu. Beli dan pasang di tukang aksesories. Dan karena lampu FL masih bahan kaca, gue dulu pake bohlam 80/100 watt. Aman jaya, sinarr terang tapi nggak terlalu silau juga.


Sementara itu sih yang bisa gue inget selama pemakaian Ford Laser GL 1989 eks taksi. Selebihnya nggak terlalu sulit sih, penggantian rutin aja oli (gue sih pake produk dalam negri aja cukup), filter filter di cek dan diganti secara berkala. Tune up, setel klep, cek belt belt, cek rem dan setel pengapian.Untuk karburator, disarankan ke tukang spesialis karbu, jadi kalo ada kerusakan cepat gantinya. Atau kalo mau enak beli saja repair kit karburatornya.

Saat penggunaan selama 9 tahun, bisa dibilang gue nggak alamin kejadian kayak belok bunyi “tek..tek”, karena saat 1 bulan ambil dari pool, sama Alm Ayah langsung diganti drive shaftnya 1 set original, biar aman di jalan. Paling banter ganti karet boot aja kiri kanan, karena usia.

Dimana gue biasa beli spare parts? Yang utama sih gue ada langganan di Pasar Mobil Kemayoran, Jakarta Pusat, nama tokonya Sinar Safari Motor. Tapi kadang gue hunting juga sih ke Atrium Senen. Karena ada beberapa parts ready yang dipajang. Di atrium juga gue dapetin list kaca chrome kiri kanan yang langka. Beberapa rekan juga biasa beli di Pasar onderdil Cipete Kolong Jakarta selatan.

Kalo kamu kamu ada punya Ford Laser, dan ingin diskusi soal kendaraan kesayangan? Silahkan join di FB kita, di Ford Laser Community (FLOCK), atau ke FB Ford Laser Club Indonesia (FLCI). Disana ada rekan rekan member yang siap membantu menjawab permasalahan kendaraan ford laser anda semua.
Kami tunggu.

Salam.


  




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar