Minggu, 30 Desember 2012

Nostalgia naik Angkot !



Suatu hari, mendadak gue males banget berangkat kerja. Sebenarnya kepala sih memang terasa sedikit pusing, tapi emang dasarnya males, yaa tetep aja nggak masuk gawe. Telpon si Bos bilang nggak enak badan, dan langsung di OK kan sama si Bos, dan nyuruh saya untuk Istirahat saja. Tentu saja dengan embel-embel ‘jangan lupa ke dokter dan bawa surat dokternya’. Huff..yaa sudah lah..itu urusan nanti..hehehe….

Niat hati memang pengen istirahat di rumah, tapi rupanya Kakak dan Ibu pengen jalan jalan ke Margo City, Depok. Soalnya sudah jatah hari si Keponakan untuk jalan jalan. Memang satu hari dalam seminggu, Kakak pasti ajak anaknya untuk jalan jalan ke mall. Sempet ditawarin untuk ikut jalan apa nggak, tapi gue tolak dulu dengan alasan mau tidur aja di rumah. Ya sudahlah…(kata mas Bondan), akhirnya jalan lah Ibu dan Kakak naik si Melon ke Margo City, Depok.

Dan setelah mereka jalan, gue pun bermaksud untuk tidur aja, istirahat. Tapi sekitar setengah jam mereka jalan, rupanya gue mendadak malah nggak bisa tidur. Wah kacau nih… setelah pikir-pikir, akhirnya gue memutuskan untuk nyusul aja kesana. Toh cuman ke Depok, daerah jajahan jaman kuliah dulu, hehehe…Sebelumnya kontak Ibu saya dulu, agar jangan pulang dulu, karena gue mau nyusul.

Oke, dengan style ala turis backpakeran (kaos oblong, celana pendek dan tas kecil), gue memulai perjalanan dari Cipayung ke Depok. Daan, pas berangkat sempet bingung mau naik apa ke Depok? Sempet kepikiran mau naik si Burung Biru aja biar rada nyaman dikit (sekali kali gaya dikit laah..masak nyangkul mulu, kapan nikmatinnya? Hehe..), tapi begitu ngeliat isi dompet kok lebih rela isiin premium setengah tangki buat si Melon yah daripada bayar tariff argo? Hehehe..akhirnya diputuskan untuk ‘ngeteng’ ajah, alias naik Angkot! Itung itung nostalgia jaman kuliah dulu.

Oke, Rutenya dibagi ke dalam dua etape. (Halah gaya..berasa mau turing pantura ajah..hahaha…) . 
Etape 1 : Cipayung-Ciracas (Keong), menggunakan Angkot KWK no T.14, dengan armada Suzuki ST10, a.k.a Carry 1.0.  Dan Etape 2: Kp.Rambutan-Depok, dengan angkot Biru berkode 112. Armada Kijang super, kijang kapsul, Grand Max, atau Phanter Kotak. (tergantung dapet yang mana nantinya).

Daan mulailah gue menunggu di pinggir jalan raya Cipayung, nunggu angkot Carry T.14 lewat. Gue sempet pilih pilih nunggu sebelah supir kosong, karena emang pengen duduk di depan, hehehe…Berikut inilah penampakan dari si Carry 1.0 nya : 





its a simple view.... no P/S, A/C and R/T...hahaha..ya iyalaah...lha wong angkot kok....




coba take a picture...using my Nokia 6250i , 1.3 MP camera. Kalo udah masuk blog sih, udah editan contrast juga..hehehe...

Dasar anak Udik, sempet Lupa juga berapa ongkos dari Cipayung ke Ciracas. Maklumlah, gue lebih banyak naik motor kalo emang jalan sendiri. Sampe di Ciracas (Keong), gue kasih 5000, dan dikembaliin 2500 sama si Supir. Hemm..lumayan lah.

Next, gue nunggu di lampu Merah Keong (jl. raya bogor), buat nunggu si angkot biru nomer 112, Kp.Rambutan-Depok. Disini gue sempet merasakan waktu jaman jadi Mahasiswa, yang tiap hari selama setahun pertama harus naik angkot dulu. Ya, tahun kedua kuliah, gue di beliin Tuh Honda Supra sama Alm.Ayah buat menunjang operasional kuliah.

Sama seperti gue nunggu T.14, gue sengaja cari yang depan kosong, biar bisa duduk manis, sambil liat pemandangan.hehehe…
Daan nggak lama, datenglah armada Isuzu phanter parkir di depan gue. Karena gue liat depan kosong, langsung dah gue naik. Daan inilah penampakan si Macan ini :




view dari dashboard...kalo dilihat dari stikernya, kayaknya pintu angkot itu udah pasti sering rusak nih...hehehe... 





Tulisan yang terpampang di kaca depan : Depok - Rambutan, 112 nomernya...





Tampilan dashboardnya. Tenyata si Macan ini udah P/S, terlihat dari cara si supir memutar 'steering wheel' dengan entengnya, dan ada R/T juga. Tapi sepanjang perjalanan si supir nggak fungsiin tuh R/T nya. Ngga tau juga deh, masih nyala apa nggak tuh. Padahal di doortrim ada speakernya. (sayang nggak ke foto). Getaran berasa khas mobil diesel, tapi karena si macan ini masih rada baru, jadinya masih berasa nyaman deh...


Daan, karena gue juga lupa berapa taripnya, lagi lagi gue kasih 5000 pas sampe di depan Margo City. Dan sama supir dikembaliin 1500. Hemm…masih terjangkau, hehehe…

selesai bayar angkot, masuklah gue ke dalem Margo City, nyusul Ibu dan Kakak gue, untuk selanjutnya sekalian berwisata kuliner, hehehe…. Dan setelah itu kembali pulang semua bersama-sama si Melon.

Nb: don’t try this yah, gue bilang sakit ke kantor, padahal Cuma pengen bolos gawe aja...hahaha…

istilah : A/C : Air Conditioner, alias AC. P/S : power steering. R/T : Radio / Tape.
 







Sabtu, 01 Desember 2012

Another Ford Laser Cab Still Running !



Di suatu Malam Minggu, gue jalan jalan sama si Melon. Jalan jalan nggak jelas, karena lagi nggak ada yang diapelin, hehehe…. Waktu itu si melon dari arah Cawang gue arahkan ke Senayan. Daan, di lampu merah pancoran, gue melihat sesuatu yang tak lazim di jalanan! Ya! Sebuah Ford laser, masih tampil di jalanan, masih dengan plat kuning dan kostum Taksi nya! 

Penasaran,  gue coba kejar, dan setelah sedikit zig zag kiri kanan, sampe lah gue dibelakang itu mobil. Daan… OMG! It’s real Ford laser yang bener bener masih beroperasi sodara-sodara! Hal  yang langka  unit tua sebagai taksi yang bertempur melawan para pasukan Toyota limo! Wew! ini di ibukota loh!

Nggak lewatin kesempatan, langsung ambil hape dan jepret jepret! Hemm..lumayan lah dapet gambar walaupun cuman dari belakang. Kalo ngeliat Ford laser pake kostum taksi gini, jadi mengingat masa kecil gue dulu…dan masa waktu punya Ford laser juga….

ini dia : 





Kadang kalo liat taksi Ford Laser gini, jadi pengen naik deh....hhmm kapan yak??


Okelah kalo begitu, selamat bertugas old cab! Antarkan penumpangmu sampai tujuan !
 




 

Minggu, 19 Agustus 2012

Toyota AE86 Trueno 1986, Sang Legenda Wong Yogya

Sekilas Info, gue demen banget tuh sama yang namanya Toyota AE86 Trueno. Selain emang kisahnya di film Initial D (baik versi Kartun atau versi Orang) rada rada mirip sama gue waktu masih jamannya pake Ford Laser, ini mobil emang di jepang sendiri sudah sangat melegenda. Terakhir gue liat aslinya waktu pameran Djarum Black yang pernah gue posting disini. Sewaktu iseng browsing, ternyata gue menemukan lagi artikel ini. so, cekidot gaan...!







Di negeri asalnya (Jepang), mobil ini terkenal di film berjudul Initial-D di Jepang. Di sini, Toyota Sprinter Trueno (AE86) yang dikendarai Takumi Fujiwara (diperankan oleh Jay Chou) menelusuri gunung Akina dengan teknik drift downhill-nya.

Hingga pada suatu ketika mobil ini menjadi terkenal dan disebut raja gunung Akina karena mengalahkan beberapa lawan-lawanmua.

Mobil yang dikenal hingga kini itu, ada di Yogyakarta lo! Ssttt, tapi bukan asli AE86 ‘si raja gunung Akina’ from Jepang. Melainkan milik wong Yogyakarta yang dimodifikasi seperti besutan di film Initial-D.

PART IMPOR

Awal mulanya, Mr. B, sang pemilik mobil yang enggan disebut jati dirinya ini mendapatkan mobil ini tahun 2007 di suatu tempat di Jakarta.








Pada saat ditemukan, mobil ini kondisinya sangat memprihatinkan teronggok di sudut gudang dan tak bisa jalan. Hingga akhirnya mobil ini ditebus untuk direstorasi kembali yang dipercayakan ke bengkel Monza Motorsport di kawasan Cibubur.

“Banyak part-part yang tidak lengkap di mobil ini, terpaksa harus mencari di luar negeri untuk mendapatkan yang orisinil,” ungkap pria berkacamata ini. Kebanyakan komponen diimpor dari Malaysia dan Singapura, seperti spidometer, lampu depan dan lainnya.

Sumber tenaga masih dipercayakan 4A-GE, mesin standarnya yang legendaris dan bertenaga ini. Walau sudah kencang, namun Mr. B masih kurang puas dengan performanya. Untuk itu, dapur pacu turut dioprek (baca boks).

Sementara itu, seluruh interior dibalikin seperti standarnya lagi. “Pokoknya dibikin sama seperti sedia kala, sunroof-nya juga bisa dioperasikan dengan normal,” imbuhnya.

Begitu pun sektor eksteriornya, semuanya dibuat standar dan terinspirasi oleh AE86 di Initial-D. Bahkan, sebagai identitas AE86 ‘pengusaha tahu’ seperti di film, livery-nya dibuat sama. Contoh tulisan huruf kanji di pintunya.








Sektor kaki-kaki ikut disesuaikan. Pelek Enkei Compe model belimbing ring 14 lebar 7 inci dipadu ban Toyo Tire Trampio 08R ukuran 186/55-R14 jadi pilihannya. Ban yang memiliki kembangan seperti tempe ini, konon sulit dijumpai di Indonesia.

Untuk mengimbangi kaki-kaki, suspensi pun dioptimalkan. Pilihannya Tein Superstreet coilover shock terpasang di keempat roda. Menurut Mr. B, mobil jadi makin stabil melibas tikungan, walaupun konsekuensi bantingannya sedikit lebih keras jika dipakai harian.

Untuk lebih mengentalkan aura drift, LSD one way lansiran TRD tertanam di gardan Trueno ini. “Walaupun ada LSD tapi enggak pernah dipakai ngedrift, eman-eman mobilnya,” kekeh pria ramah dengan logat Jawanya ini.

Tak salah makanya, AE86 kesayangannya ini hanya untuk memenuhi koleksi di garasi rumahnya. “Mobil cuma buat punya-punyaaan doang kok,” ujar pembesut Honda Odyseey ini.




NB : Mudah mudahan kalo nanti gue Mudik, bisa ketemu sama ini mobil di Jogja...hehehe...(Ngarep)










Jumat, 17 Agustus 2012

What a Brand New Motorbike!


Suatu Hari di Bulan September 2010….

Pada masa itu, gue masih kerja sebagai Contact Center (CC) suatu Provider GSM di wilayah Kuningan Jakarta Selatan. Dah kebayang dong dengan jam kerja yang shifting…no libur lebaran pula....hmm… But anyway, pada bulan itu, pemberi kerja alih daya tempat gue bernaung a.k.a Outsourching tempat gue kerja, ada peralihan (lagi). Dan salah satu kebijakannya adalah dengan memindahkan lokasi kerja CC yang semula dari seputaran Kuningan Jaksel, ke daerah BSD Tangerang! What da..?

Galau bergejolak di hati (halah) apakah mau ikut atau nggak, karena Outsourche tersebut memberikan opsi kepada semua karyawannya. Jika ikut ke BSD, akan tetap bergabung, jika tidak, kita diminta berhenti. Karena gue (saat itu) belum dapet gawe lain, ya sudah dengan sangat terpaksa harus ikut pindah Lokasi kerja baru ke BSD, Tangerang.

Bulan Oktober 2010…

Awal yang berat, karena gue harus pindah kerja ke lokasi BSD Tangerang. Semula Rute gue Cipayung tmii-HR Rasuna said, sekarang kudu ganti ke Cipayung-Lb.Bulus-Ciputat-Kedaung-Ciater-BSD. Fuih..Bisa dibayangkan jalur tersebut gue tempuh dengan Honda Supra Rakitan 2002 gue saat itu. Udeh Macet, jauh pula!

Hal yang paling gue rasa agak agak spooky adalah saat melintasi daerah jalan tembus ke BSD, yaitu Kedaung dan Ciater Pada malam hari sekitar jam 2 pagi. Daerah tersebut kata temen temen yang tinggal di seputaran BSD, emang pada bilang rada angker. 

Yah, karena gue kerja shift, jadi mau nggak mau kadang lewat area tersebut gue lewatin jam segitu. Memang nggak macet, tapi karena keadaan Honda Supra gue yang sudah sulit dipacu kencang, jadi membuat gue rada BT kalo melewati daerah yang spooky tersebut. Mana pada masa itu, kondisi headlampnya juga sudah mulai bermasalah, alias nggak terang (karena batok headlampnya sudah terkelupas, jadi arah sinarnya udah ngaco. Sudah gue beliin yang ori, tapi tetap nggak bisa menembus pekatnya malam daerah tersebut). Kurang lebih selama satu bulan gue jalananin rute ini pake motor Supra.

November 2010..

Mulai masuk Bulan November, gue udah nggak tahan kalo gini terus. Dari sinilah gue mencoba memutar otak, mencari opsi (selain cari gawe di tempat lain tentunya) untuk melintasi daerah ini dengan cepat, aman dan nyaman. Karena area Ciater Kedaung inilah yang rada spooky n sempet nggak ada pemukiman penduduk.

Dan jarak BSD-Cipayung yang cukup lumayan kalo diukur, adalah sepanjang +/- 46 km sekali jalan! Gempor juga gue kalo tiap hari ini. Kalo jam Opis (Baca : Office) sih masih gue jabanin dah naik Agra Mas atau Mayasari 117, naik dari Ps.Rebo. Lha ini gawe di jam pocong?? Hadeehh… Sesekali kalo emang lagi cape, gue emang bawa si Melon buat ngantor. Tapi tetep aja, bensin and tol nya cukup berasa menempuh jarak 88 km pp itu..fiuhh…

Beberapa Opsi yang ada pada saat itu adalah antara lain : Melakukan belah mesin dan tuning ulang mesin Honda Supra gue untuk diremajakan kembali beberapa komponennya. Just remembering you, inilah foto Supra gue :





Mulai lah pikiran gue berkecamuk saat gue lagi desperate banget masalah ini…Daan inilah yang gue rasakan pada saat itu : 

Gue (G), Setan (S), malaikat (M).

G : Waduh ni Supra udah nggak bisa diajak ngebut lagi rupanya...enaknya gimana yah biar bisa cepat pulang pergi ngantor? kalo sama si melon terus, gempor juga nih nombok tol sama bensinnya.

S : Gampang bos, bore up ajah tuh Supra...

G : Enak aje lu ngomong, lu kira bore up murah?

S : Yaa si boss kan duidnya buanyak, kecil lah kalo buat si bos mah...nanti kalo udah bore up kan tuh Supra bisa lari kenceng, ya nggak?

G : Bener juga luh tan...

M : Ahh elu boss, jangan dengerin usul si setan, dia mah maunya enaknya doang...coba lu pikir kalo abis bore up, ntar ngeremnya gimana? kan tuh motor otomatis jadi kenceng, tapi sisi safety nya gimana? jangan mau boss...cuman buat nemenin si setan aja lebih cepet…cepet mati...

S : Aah elu kat, yang namanya bore up e,ang pasti tuh motor jadi kenceng! kan nanti si boss kan juga upgrade pengeraman juga. contoh tuh, kayak supra si adi kuru, kan rem belakang jadi cakram..ya nggak?

G : bener juga luh tan? kan motor Supra gue jd keren juga..gimana sih elu kat? masak usulnya kalah?

M : Dasar setan tambeng! eh boss, maksudnya si setan kan biar bikin si boss nambah biaya modif..coba dong boss, dipikir..nih, bore up itu katakan di boss perlu beli partsnya, kayak pisron, ring, perlu pilot jet n main jet baru juga. belom port polish, belum settingnya, belom kalo gagal, n mesinnya jebol, belom waktu pengerjaannya. Butuh biaya berapa tuh? mang 3 jutaan cukup? gue tau boss, elu mah orangnya perfectionis, jadi pengennya sekalian rapi..yang ada ntar elu nambah duid lagi, duid lagi..gue yakin tuh paling nggak lu bisa abis duid 4 jutaan boss..

G : hhmm..bener juga yah elu kat.. . eh emang lu punya usulan apa ke gw?

M : gini boss, daripada lu bore up tuh Supra, mending lu kasih mesin baru....

G : Busyet? usul elu parah amat?? -potong gue-

S : Tuh kan boss, usul si malaikat lebih gokil dari saya? sekarang siapa malahan yang jadi setan? hayoo?

M : Welah dalah dasar lu berdua tambeng juga yah..! gue belom selesai ngomong tauu!! gini boss, lu ganti tuh mesin emang baru, tapi sama bodi bodi nya boss..emang bener kan elu perfectionis, jadi semua kudu sempurna, jadi saran gue mah, ganti motor baru boss...

G : Biji mata elu somplak…! lu kira ganti motor murah?

S : Hooh lu kat..! parah amat? masak kudu ganti bebek full? trus si boss kudu beli bebek yang 125, gitu?

M : lu berdua pade oon ye?! upgrade doong..! kan si boss orangnya perfeksionis, jadi kudu ganti full. tapi yaa bukan motor bebek lagi..naik kelas dong!

G : so motor apa saran dari elu?

M : Nih boss, ane usulin, ganti motor laki dong…kan si boss perlu motor yang kenceng, bertenaga, tanpa mengorbankan penggunaan bahan bakar. jadi ane usulin si boss ganti motor Supra , dengan Yamaha Vixion bos!

G : Ajiib keren juga luh Kat! btw, iitu motor kan mahal? tadi lu bilang bore up kemahan, skrg malah usul ganti motor? gimana sih?

S : iye luh kat...malah tambah mahal kali...Ngaco aje luu...

M : iye emang mahal, tapi coba pikir doong... Kalo Boss jadi bore up tuh Supra dan tetek bengeknya tadi, gue bilang paling nggak 4 jutaan. coba lu kasih duid segitu ke ibu, ditambah isi rekening si boss sekarang , and lego tuh FIZR retro 1997, cukup laah buat nebus dari dealer... ya nggak? ntar sisanya di tombokin Ibu dulu, trus si boss cicil deh tiap bulan, gimana?

G : Ajiib keren banget usul elu kat..btw lulusan mana sih elu? ampe bisa kasih itungan kayak gitu?

M : S1 Ekonomi Akuntansi Gunadarma boss...

G : (Gubrak!) Sial..itu gue oon! maen ngaku aje luh!

M : hehehe..iyee boss..maap..jadi gimana nih?

Sesaat gue sempet diem menimbang usul dari si Malaikat. Hhhmm… Bener juga sih, daripada modif Supra… mendingan all brand new..lagian Supra nya juga udah jadi motor antik jatuhnya..hehe..

G : Oke deh kat, setelah gue pikir pikir gue terima usul elu...sorry ya tan, usul elu gue tolak..

S : Iye gak pa pa boss...

G : Thanks yah all, dah bantuin mikir...

M & S :  Sama-sama Boss...

haahh..setelah berdebat sama pikiran, mulailah gue hunting tentang produk ini via website resmi Yamaha...Hmm not bad laah, mesin 150 cc 4 valve liquid cooled, injection, cast wheel..hmmm paduan yang dasyat...! Segera gue hunting harga tentang si Vixion ini..

Hunting tiap dealer di dapat harga OTR saat itu 2011 adalah 21,5 juta rupiah. Sialnya, nggak semua dealer punya yang warna merah. saat itu juga ada launching yamaha byson, tp karena full produk baru, gue sama sekali nggak terlalu tertarik.

Sampai akhirnyaa...ada satu dealer di Jl. Raya Bogor, tepatnya dekat Rs Pusdikkes Kramat Jati Jaktim, ada yang menjual vixion merah, dan ready stock! huhuyy...! nama dealernya adalah sumber mas motor. Bareng Ibu, kakak, dan adik dateng ke showroom. Setelah chit-chat, dan pilih motor, langsung kasih Dp, dan sorenya  motor diantar ke rumah. Dan berikut adalah penampakannya :



Inilah sang Pengganti Supra, saat baru sampe di rumah.... Kinyis Gaan...hahaha...





Saat sang Driver baru turun dari Kokpit Espass nya.....




Try to take Close Up...hehehe... what an amazing bike for me!  





Asyiik..asyikk..! Bang bang, turunin motor gue buruaan! Nggak sabarr niihh...hehehehe...







Yaak..siaap..siaap... satuu..duaaa...tigaaa...! 





Daan hoplaa! Turunlah roda belakangnya dengan selamat! Tinggal turunin yang depan, beres deh...







Daan Finally, parkir di dalem Garasi..! huhuy! eeh si Melon kemana yaa?? tenaang, si Melon gue taro di luar dulu, di depan rumah tetangga...hehehe.....



Huhuyy ajiiibb daahh... Vixion siap menemani perjalanan malam CPY-BSD pp! And for my Vixion, i call it : Vinny!  

Vixion picture taken by SE W960i