Kamis, 19 Januari 2017

Purna bhakti Suzuki Katana GX 2003 (KaJo)



Hello otolovers....

Seiring perkembangan zaman, pasti ada kebutuhan yang meningkat juga. Hal ini dialami oleh Kakak gue sendiri, yang mana mulai memerlukan sebuah kendaraan dengan teknologi masa kini.

Berawal dari kebutuhan yang memerlukan sebuah kendaraan dengan banyak pintu untuk memudahkan mobilitasnya, Maka dengan berat hati, Kakak gue harus memutuskan untuk “menukar” Suzuki Katana GX 2003 nya, dengan kendaran lain. Apalagi sebelumnya, Kakak gue ini sudah ikut gue ke pameran otomotif (IMS) untuk melihat lihat model kendaraan yang ada disana.

Sebenarnya agak berat untuk “melepas” si KaJo ini, mengingat sudah banyak biaya yang dikeluarkan untuk perawatannya. Tapi yaa bagaimanapun Kakak gue dan keluarganya perlu kendaraan yang tidak membuat repot dirinya.

Emang apa sih yang bikin repot? Sebenarnya yaa nggak repot banget, hanya jadi sedikit mengurangi kenaymanan aja. Waktu itu gue tanya apa alasannya sehingga perlu untuk ganti mobil? Berikut ini beberapa alasannya, yang gue kumpulkan dan gue rangkai dalam suatu kesempatan terpisah

Pertama, Kepraktisan saat akan berangkat beraktifitas.
Maksudnya disini adalah, Jika akan memulai aktifitas, tidak perlu ada “ritual” tertentu sebelum berangkat. Kelemahan si Kajo Ini, karena masih dengan teknologi karburator dan pengapian platina, saat start pagi kadang harus tahan gas terlebih dahulu, agar tidak mati. Karena jika belum suhu kerja dipaksa jalan, mobil akan tersendat sendat. Tidak bisa seperti si Melon yang sudah berteknologi injeksi, yang tunggu sebentar, langsung bisa jalan.

Kedua, belum adanya Fitur elektrik Mirror
Kebetulan mobil ini juga dipakai bergantian, dengan karakter orang yang berbeda, otomatis harus membuat penyesuaian termasuk salah satunya penyetelan spion kiri dan kanan. Dirasa cukup ribet, karena harus setting ulang terus tiap mau jalan, apabila sebelumnya digunakan dengan orang yang berbeda.

Ketiga, belum adanya fitur Power window
Hal ini dirasa ribet oleh kakak, ketika akan bayar tol, dan akan memutar. Karena bisa dibilang, diperlukan tenaga yang lumayan untuk meutar regulator kacanya. Emang sih, gue juga males kok buka jendela kalo bayar tol...beraat...gue prefer buka pintu aja daripada muter engkolnya...hahaha...

Keempat, hanya dua pintu
Betul! Kurangnya pintu ini juga termasuk menghambat aktivitas menurut versi kakak gue. Kenapa? Hal ini sedikit menyulitkan anak anaknya untuk naik ke mobil, karena harus geser kursi depan dulu untuk bisa naik

Hanya simple itu saja sih yang jadi “hambatan” Kakak gue dala beraktivias bersama Katanan 2003 nya. Dan mengingat dasar kemampuan finansial yang ada, akhirnya diputuskan untuk meminang sebuah mobil LCGC (Low Cost Green Car) saja.

Sebelumnya, si kajo ini diiklankan di media Jual beli OLX. Di lakukan oleh Kakak gue sendiri. Disana nggak pake lama, langsung ada respon, dan ada janji cek barang langsung di hari sabtu. Waktu itu di tahun 2014.

Di hari sabtu itu, sang calon pembeli pun datang. Seorang Bapak Bapak muda, naik motor, dan sangat antusias melihat kondisi si Kajo. Dari cara nanya kelebihan dan kekurangan mobil ini, dan cara ybs melakukan pengecekan, bisa dibilang dia ini bukan pedagang. Dan dia akui dia adalah user yang akan pakai langsung, mengingat keluarga ybs anak anaknya sudah semakin besar, dan sullit jika naik motor.

Setelah cek fisik, cek jalan, dan menunjukaan surat surat kendaraan, akhirnya Deal harga. Nggak pake kebanyakan nawar, langsung deal. Sebelumnya ybs berikan tanda jadi dulu, dan besoknya (hari minggu), akan bayar langsung dengan mobile banking.

Dan hari minggu puntiba. Setelah proses pembayaran, dilakukan serah terima kendaraan oleh Kakak gue. Di sana, bisa dibilang kita kasih harga sedikit tinggi, karena untuk semua spare parts yang belum terpasang kita berikan juga.

Parts yang kita berikan waktu itu adalah : 

1.    fast moving parts (busi, saringan oli, saringan bensin, saringan udara, v-belt AC dan v-belt Alternator)
2.    Sok breaker belakang yang belum sempat dipasang.
3.    Platina dan kondenser untuk cadangannya.
4.    Minyak rem original suzuki.
5.    Kampas rem belakang original.
6.    Sisa radiator coolant (gue lupa merknya).
7.    Sun visor sebelah kiri (sisi penumpang, sebelumnya pegangannya patah karena ditarik sama keponakan gue sendiri..hihi..)


Dan Aksesories yang sudah terpasang waktu itu adalah :

1.    Booster lampu merk MX.
2.    Karpet dasar baru.
3.    Head unit Pioneer single DIN with USB, Speaker split dan tweeter Pioneer beserta bass tube 8 inchi.
4.    Klakson keong Denso.
5.    Ban bridgestone Dueler HT 5 pcs.

Lainnya seperti yang sudah gue posting disini, baik kondisi Mesin, dan A/C nya.

Sebenarnya agak sayang melepas si Kajo.... namun yaah life must go on....

Nggak lama setelah ini, kakak gue pun mulai hunting mobil penggantinya. Hemm..kira kira LCGC apa yang akan di beli ya?

Stay tune!

Salam.

Nb : setelah laku, ternyata banyak telepon masuk ke no hp kakak gue nanyain si Kajo masih ada apa nggak. Dan dari situ gue sarananin ke Kakak gue untuk hapus dulu iklan yg ada di olx tersebut. Baru deh...hpnya nggak berdering lagi...hehehe...


Sabtu, 14 Januari 2017

Ganti Kampas Rem Depan Vixion 2010



Hello otolovers...

Kampas rem merupakan piranti yang vital untuk di semua kendaraan. Namun seiring penggunaan, parts ini termasuk kategori yang fast moving, atau parts yang sering diganti.

Waktu dulu, gue pernah ganti perangkat ini di bengkel pinggir jalan, saat perjalanan pulang kantor. Karena keteledoran gue lama nggak inspeksi perangkat ini. Hasilnya, kampas rem sudah habis duluan, dan membuat bunyi besi beradu, anatara besi kampas rem, dengan piringan disc brake nya.

Karena kondisi ini, gue nggak berani meneruskan perjalanan, dan terpaksa ganti di bengkel yang ada. Disini gue nggak sempet ambil foto, karena kondisi hape sudah low batt saat itu. Setelah ditukar dengan mahar sekitar 35 ribu termasuk pasang, gue pun pulang. Oh ya, parts yang gue pake, itu dengan kemasan Yamaha genuine parts, tapi bentuk kardus warna putih. Sebelumnya gue sempat ditawarkan parts alternatif dengan harga yang lebih murah, namun gue pilih parts yang “genuine” kardus putih itu. Namun ada yang sempet gue heran, saat pemasangan ternayata si mekanik masih perlu mengikir sedikit lupang pegangan pada kampas rem nya, agar bisa masuk ke dalam pegangan kaliper rem depan.

Masalah timbul ketika mulai 3 hari setelah pemasangan. Mendadak kinerja rem tidak maksimal. Rem seperti “ngeblong”, padahal tuas sudah ditarik penuh. Nggak mau pusing dan ribet, akhirnya gue putuskan cek ke bengkel resmi Yamaha, di Jl. Penganten Ali Jakarta timur. Kejadian ini berlangsung pada Desember 2015.

Disana, oleh mekanik kampas rem diganti, dan saat itu gue sempat ambil foto kampas remnya sebelum dipasang



 

Terlihat dari bengkel resmi menggunakan parts yagn berbeda dengan yang gue pakai saat itu.

Dan setelah selesai, gue pun dipanggil, dan ditanya dimana pasang parts tersebut. Belakangan gue dikasih tahu bahwa parts yang dipasang sebenarnya bukan untuk Vixion, karena ada bekas kikiran pembesaran lubang dudukan di fisik kampas remnya. Gue sih bilang apa adanya kalo pake parts yang tulisannya Yamaha genuine parts, dengan kemasan kardus putih. Namun dari pihak bengkel resmi kardus putih tidak digunakan untuk kampas rem Vixion asli Yamaha. Nah loh? Bingung deh gue. Hahaha....

Tapi ya sudahlah.... yang penting problem solved kok. Selepas dari sana, rem depan gue kembali normal. Pelajaran berharga deh, buat kampas rem, tetap pilih originalnya aja, di tempat yang resmi.

Keep safety riding...

Salam.

































Mencoba yang baru, ternyata tak cocok untukku....




Hello oto lovers.... Joint suatu komunitas itu gampang gampang susah. Bisa gampang, kalau udah klop. Bisa susah kalo nggak klop. Seperti yang gue alamin dulu. Maksud hati mau masuk sebuah komunitas, tapi malah nggak jadi karena ada ketidak cocokan. Disini awalnya karena ada kejenuhan gue ketika join di komunitas roda 4, dan akhirnya mencoba joint di komunitas roda 2. Bukan ada masalah di komunitas roda 4 yang gue ikutin, tapi emang lagi pengen yang baru aja.

Tentu saja gue bersama sohib gue, Bayu, bermaksud mencari komunitas roda dua yang setipe dan semerek. Maklumlah ada titik jenuh, mengingat gue dan sohib gue ini sejak kecil sudah di besarkan di lingkungan roda 4. Dan waktu itu mencoba untuk bermain di roda dua. dan kita mencoba mencari komunitas roda 2 untuk motor vixion.

Hasil pertama, kita nemuin sebuah komunitas sebuah motor vixion. Kita sebut aja namanya komuinitas vixion 1. Disini kita udah coba kopdar 1 x datang, didaerah kawasan gaul di jakarta selatan. Dan kita juga sudah kenalan sama salah satu “punggawa” nya disana. Gue akuin agak aneh juga untuk kopdar pertama perkenalan ini, karean gue datang ke tempat kopdaran komunitas roda 2, tapi malah pake roda 4. Hahaha...

Disini saat awalnya, sang punggawa sudah memberikan rule yang macem macem, yang utama adalah tidak boleh pake aksesories tertentu, dan aliran modifikasi tertentu yang mana hal itu sebenernya yang gue dan bayu sukai. Lagi pula, langsung diberikan pamflet mengenai rule yang ada pada komunitas mereka. Karena kita rasa ribet, jadi gue nggak jadi join di sana.

Selanjutnya kita berdua coba datang ke komunitas kedua. Kita sebut saja namanya komunitas vixion 2, kita singkat KV2 aja ya, biar gampang sebutnya.

Awalnya bagus penerimaannya, dan kita pun mulai kopdar, turing sampe acara pelantikan dan baksos. Walaupun di acara baksos kita berdua menurut gue rada aneh juga, seperti acara “perpeloncoan”. Namun hal ini nggak terlalu dialami oleh gue dah Bayu, karena bisa dibilang gue berdua ini adalah calon member yg termasuk diatas para member kalo dari segi usia. Jadi gue rasa mereka agak sungkan waktu itu.

Gagal jadi member, tapi ya nggak apa apa, mungkin belum waktunya. Walaupun saat proses pelantikan member dan karena satu dan lain hal, setelah join kurang lebih sekitar 5 bulan, kita berdua memutuskan untuk batal ikutan lagi, karena ada beberapa hal yang nggak sreg buat gue berdua  untuk join.

Diantaranya adalah jadwal kopdar wajib, yang mulai tidak jelas arahnya kapan (tidak konsisten), karena komunitas ini belakangan gue tahu membernya banyak yg hit and run. Maksudnya begitu jadi member, dapet registrasi nomer, langsung vakum. Jadilan calon member kayak gue ini “dipaksa” kopdar sewatktu waktu untuk bikin ramai suasana kopdar.

Lalu kurangnya rasa brotherhood di jalan jika ada trouble, karena belakangan kita tahu, rata rata kemampuan para member dalam hal informasi pengetahuan soal motor ini masih pada minim.

Lalu adanya gap antara member dan calon member. Terbukti dari dibedainnya grup bbm antara member aktif dan calon member (pada saat itu). Seperti ada yang dirahasiakan di sana.

Kemudian yang berikut adalah Jadi ajang pamer modifikasi motor. Saat ditanya banyak yang enggan berbagi nama aksesories yang dipakai, pasang dimana, dsb. Entah mereka takut tersaingi, atau dianggap gue berdua dianggap nggak sanggup beli parts seperti yang mereka gunakan? Entahlah....

Kopdar mengharuskan membawa motornya yang sesuai dengan nama komunitasnya. Jika bawa motor lain parkirnya harus dipinggir, tidak boleh disatukan dengan mereka. Awalnya gue terima, saat bawa honda supra X jadul gue ke sana, karena emang lg santai, dan mampir saat kopdar. Tapi perlakuan diminta minggirin motor karena dianggap motornya beda, gue rada nggak terima juga. Padahal gue kan juga calon member. Bukan orang luar. Jadi yang gue lihat adalah, mereka lebih mementingkan motor, daripada menghargai kesempatan orang untuk datang kopdar. Lain cerita kalo memang ada peliputan dan foto, oke lah gue rela motor gue dipinggirin (saat kopdar ini gue nggak sama si Bayu)

Dan lagi, kopdar naik motor pake sandal, dilarang. Dan jika  diulangi dikenakan sangsi. Maksudnya sih baik, dengan alasan safety, tapi cara mereka ngasih taunya yang kurang sopan menurut gue, karena diawal gue joint nggak disosialiin untuk adab cara kopdar kudu bersepatu.

Saat istri dari founder komunitas ini sedang kena musibah, jatuh dari motor, saat kopdar ada saweran. Dari sekitar kurang lebih 37 orang yang hadir kopdar (termasuk gue berdua), didapat uang kurang lebih sebesar Rp. 275.000. cukup sedikit dana yang terkumpul untuk orang yang hadir saat itu. Kebayang kan masing masing member memberikan sumbangan berapa?

(no offence yah, bukan bermaksud menghina, hanya saja kalo pake sedikit logika, motor harganya 20 jutaan, bensin pertamax, riding gear dan helm pake barang branded, dan motor modif dengan aksesories yang bagus juga, tapi kok giliran pada diminta nyumbang..? ckckck...)

Dan yang paling puncaknya adalah, adalah perselisihan yang berujung perkelahian di komunitas ini, dengan sesama member! Memang salahnya salah satu member itu sedang mabuk miras, tapi yaa kalo dewasa ngak perlu sampe kayak gitu. Cukup membuat suasana saat itu rada mencekam loh.

Well, mungkin tetap, spirit kita berdua tetap di roda 4, yaa akhirnya kita memutuskan untuk kembali ke roda 4. Komunitas roda 2 kita tinggalkan saja, karena tidak sesuai dengan keinginan hati dan ketidak cocokan kita.

Kalo mungkin ada yang bertanya nggak coba cari momunitas motor lain? Gue langsung jawab ya, nggak bakal. Toh nantinya nggak bakal jauh cara dan persyaratannya dengan komunitas ini juga. Hal ini bisa gue simpulkan setelah kejadian ini, gue coba browsing dan rata rata membahas acara pelantikan member itu intinya sama aja... acara nya yang sama (dikerjain dorong motor), dan dikerjain ini itu seperti perpeloncoan junior saja.... (hari ginii?? Pliss deeh...)

So, kalo ada yang mau coba gabung di komunitar R2, mungkin bisa dipikir pikir dulu ya biar nggak kayak gue. Kalo ente masih bujangan mungkin masih its ok. Tapi kalo dah berkeluarga? Mungkin rada susah ikutin arusnya.
Paling kalo gue boleh saran, untuk acara malam pelantikan / acara utamanya diisi dengan kegiatan yang lebih produktif dan bermanfaat. Contoh dasar dasar safety riding, cara darurat penanganan motor vixion jika ada masalah, dan jabatan struktural / cabang / chapter yang ada di struktur komunitas tersebut.

NB : gue disini nggak bermaksud menjelekkan komunitas yang sempet gue ikutin, gue hanya cerita apa adanya saat gue dan temen gue coba gabung. Penilaian kembali kepada para pembaca sekalian. Mau dibilang gue barisan sakit hati ya nggak masalah. Saat gue bilang mau mundur aja dari KV2 ini, salah seorang member sempat bilang untuk jangan dulu, karena belum dapat nomer registrasi. Gue tegaskan sama member ini bahwa gue mencari teman ,bukan mencari nomer registrasi komunitas!  Kalo nomer registrasi, gue sama temen gue ini juga udah ada di komunitas roda 4, dengan bisa dibilang nomer kecil. Gue lebih suka riding free dibanding ikut komunitas yang kebanyakan aturan.

so..bye bye komunitas R2...